Makna Bhinneka Tunggal Ika bagi Bangsa Indonesia dan Sebagai Identitas Nasional

 Pengertian Bhinneka Tunggal Ika dan makna Bhinneka Tunggal Ika. Berdasarkan Wikipedia Bahasa Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Jika diterjemahkan per patah kata, kata bhinneka berarti "beraneka ragam" atau berbeda-beda. Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti "macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa Indonesia. Kata tunggal berarti "satu". Kataika berarti "itu". Makna bhinneka tunggal ika bagi bangsa indonesia adalah Rakyat Indonesia dengan segala perbedaannya, namun merupakan satu kesatuan yang utuh. Republik Indonesia adalah negara multikultural dan multibahasa dengan orang-orang dari berbagai etnis, latar belakang ras, keyakinan agama, dan bahasa daerah yang berbeda, tetapi moto ini merangkum komitmen negara terhadap kohesi internalnya sendiri dan komitmen warganya.

makna bhinneka tunggal ika
makna bhinneka tunggal ika

Lambang negara Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, dapat ditemukan di Garuda Pancasila. Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, Garuda Pancasila menjadi lambang negara Indonesia. Bendera Indonesia memiliki burung Garuda dengan kepala menghadap ke kanan (seperti yang terlihat oleh Garuda), perisai berbentuk hati tergantung pada rantai di leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti "Berbeda-beda tapi tetap satu," tertulis di pita yang digenggam Garuda. Lambang ini awalnya dibuat oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, disempurnakan oleh Presiden Soekarno dan pertama kali digunakan sebagai lambang negara pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat pada tanggal 11 Februari 1950. Penggunaan lambang negara diatur dalam UUD 1945 pasal 36A dan UU No 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. (LN 2009 Nomor 109, TLN 5035). Sebelumnya lambang negara diatur dalam Konstitusi RIS, UUD Sementara 1950, dan Peraturan Pemerintah No. 43/1958.

Pasal 36 A, yaitu Lambang Negara Ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan Pasal 36 B: Lagu Kebangsaaan ialah Indonesia Raya. Menurut risalah sidang MPR tahun 2000, bahwa makna bhinneka tunggal ika yaitu untuk memperkuat kedudukan dan makna sifat-sifat negara di tengah perubahan kehidupan global dan hubungan internasional, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memuat ketentuan tentang lambang negara dan lagu kebangsaan, yang melengkapi peraturan yang ada tentang bendera negara dan bahasa negara. Dengan kata lain, sifat itu penting dalam hubungan internasional karena menunjukkan identitas dan kedaulatan suatu negara meskipun tampaknya simbolisme. Sementara pergeseran global menimbulkan risiko bagi stabilitas negara mana pun, termasuk Indonesia, karakteristik negara berfungsi sebagai simbol pemersatu bagi seluruh negara.

Ungkapan Bhinneka Tunggal Ika ditemukan dalam buku Sutasoma abad ke-14 karya Mpu Tantular, yang ditulis pada masa pemerintahan dinasti Majapahit. Dalam buku Sutasoma (Purudasanta), konsep Bhinneka Tunggal Ika menekankan keragaman agama dan kepercayaan di kalangan masyarakat Majapahit, serta perbedaan dalam ranah kepercayaan.

Secara harfiah, Bhinneka Tunggal Ika berarti Berbeda tetapi Satu. Arti penting Bhinneka Tunggal Ika adalah, meskipun berbeda, bangsa Indonesia pada hakikatnya adalah satu kesatuan. Frasa ini digunakan untuk menggambarkan kesatuan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari beberapa budaya, bahasa daerah, ras, suku, agama, dan kepercayaan.

Istilah Bhineka Tunggal Ika juga dapat diartikan bahwa meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan budaya dan adat istiadat yang berbeda-beda serta beraneka ragam di kepulauan wilayah negara Indonesia, namun tetap merupakan satu kesatuan, yaitu bangsa dan negara Indonesia. Keragaman ini bukanlah kontradiksi; melainkan terintegrasi dalam suatu sintesa yang memperkaya esensi dan signifikansi bangsa Indonesia dan keutuhan negara.

Bagi bangsa Indonesia, Bhineka Tunggal Ika adalah landasan untuk mencapai persatuan dan kesatuan Indonesia. Hidup saling menghormati tanpa membedakan suku, agama, bahasa, adat istiadat, dan faktor lainnya adalah ungkapan ungkapan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana diketahui, Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau, di mana setiap daerah memiliki adat, dialek, norma, dan kebiasaan yang berbeda, dan tidak ada kesadaran akan sikap yang diperlukan untuk mempertahankan Bhinneka Tunggal Ika. Dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika, kita harus meninggalkan individualisme kita dan mengabaikan kepentingan bersama. Jika ini terjadi, niscaya bangsa kita akan terpecah belah. Oleh karena itu, marilah kita jaga Bhinneka Tunggal Ika semaksimal mungkin agar bangsa dan negara Indonesia tetap bersatu.

Pengertian Bhinneka Tunggal Ika

Sejak zaman Majapahit, Bhinneka Tunggal Ika sebagai identitas bangsa telah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan atau semboyan Indonesia. Ungkapan ini berasal dari bahasa Jawa Kuno dan sering diterjemahkan sebagai "Berbeda-beda tetapi tetap satu". Ini adalah kutipan dari filosofi nusantara kakawin Jawa kuno, khususnya kakawin Sutasoma, yang ditulis oleh Mpu Tantular pada masa pemerintahan dinasti Majapahit sekitar tahun 1400. Baris ini juga diadopsi sebagai mantra pemersatu nusantara, yang Patih Gajah Mada bersumpah untuk menegakkan.

Istilah Bhinneka berarti "berbeda" atau "beraneka ragam". Istilah Sansekerta neka, yang berarti "jenis", adalah asal kata "berbeda" dalam bahasa Indonesia. Kata benda tunggal berarti "satu". Istilah ika berarti "itu". Terjemahan literal dari Bhinneka Tunggal Ika adalah "Bhinneka Tunggal Ika", yang berarti bahwa meskipun berbeda, bangsa Indonesia pada dasarnya adalah satu kesatuan. Frasa ini digunakan untuk menggambarkan kesatuan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari beberapa budaya, bahasa daerah, ras, suku, agama, dan kepercayaan.

Makna Bhinneka Tunggal Ika dalam Keberagaman

Keanekaragaman bangsa Indonesia meliputi sebagai berikut: 
1. Keanekaragaman mata pencaharian
Karena Indonesia merupakan negara kepulauan dengan kondisi alam yang bervariasi seperti dataran tinggi/pegunungan dan dataran rendah/pesisir, maka masyarakat yang bertempat tinggal di lokasi tersebut harus menyesuaikan cara hidupnya dengan lingkungan alam. Kondisi alam juga menimbulkan disparitas mata pencaharian, ada yang bermata pencaharian sebagai petani, nelayan, pedagang, pegawai, peternak, dan lain-lain, sehingga keragaman dari berbagai mata pencaharian dapat membentuk kesatuan karena saling bergantung satu sama lain.

2. Keanekaragaman etnis
Letak Indonesia yang strategis memungkinkan menjadi persimpangan jalur komersial. Karena banyaknya pendatang yang masuk ke Indonesia, telah terjadi akulturasi suku, agama, seni, dan budaya. Orang Papua Melanesoid, yang tinggal di pulau Papua dan memiliki rambut keriting, bibir besar, dan kulit hitam, merupakan ras Indonesia. RasWeddoid memiliki populasi terbatas, seperti Kubu, Sakai, Mentawai, Enggano, dan Tomuna, dan ciri-ciri fisik seperti perawakan mungil, kulit cokelat, dan rambut bergelombang. Selain itu, ras Melayu-Mongoloid yang berambut keriting atau lurus, muka agak bulat, dan kulit putih sampai coklat, terdapat di seluruh kepulauan Indonesia, khususnya di Sumatera dan Jawa. Keberagaman ini tidak mengurangi persatuan dan kebersamaan karena setiap ras saling mencintai dan tidak menganggap rasnya lebih unggul.

3. Diversifikasi Etnis
Indonesia merupakan negara kepulauan yang dipisahkan oleh lautan. Pulau-pulau tidak terhubung dan terpencil. Akibatnya, setiap pulau/daerah memiliki budaya, adat istiadat, seni, dan bahasa yang berbeda. Karena keragaman ini, Indonesia sangat kaya. Meski berbeda, mereka tetap menjaga persatuan dan kesatuan. Hal itu ditunjukkan dengan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang resmi dan terpadu.

4. Beragam agama
Arus pendatang, baik yang ingin berdagang maupun yang ingin menjajah, membawa serta tujuan menyebarkan agama, sehingga melahirkan pluralitas agama di Indonesia. Ada sekte kepercayaan serta Islam, Kristen Katolik, Protestan, Hindu, Budha, dan Konghucu. Keberagaman agama memang rawan konflik, namun dengan semangat persatuan dan kesatuan umat beragama, konflik ini dapat diredam dengan saling toleransi antar umat beragama. Setiap agama mengajarkan untuk tidak menganggap agamanya yang paling benar, tetapi untuk menghormati dan menghargai perbedaan sehingga dapat hidup berdampingan secara harmonis dan saling mendukung dalam masyarakat.

5. Perbedaan budaya
Kebudayaan adalah keseluruhan rangkaian gagasan, tindakan, dan hal-hal yang dibuat oleh manusia dalam konteks kehidupan bermasyarakat, yang membentuk manusia melalui pembelajaran. Tujuan budaya adalah untuk mengubah cara orang berpikir dan bertindak menjadi lebih baik. Kedatangan para pendatang juga menyebabkan keragaman budaya di Indonesia. Budaya tradisional berubah menjadi budaya modern, tetapi budaya asli Indonesia seperti budaya sopan santun, kekeluargaan, dan gotong royong tetap sama. Budaya tradisional dan budaya modern sama-sama ada dalam masyarakat, dan tidak ada yang lebih baik dari yang lain.

6. Jenis kelamin/jenis kelamin
Perbedaan antara pria dan wanita sangat normal dan tidak menunjukkan derajat apapun. Anggapan bahwa laki-laki itu kuat dan perempuan itu lemah tidaklah benar. Masing-masing memiliki pekerjaan dan serangkaian tanggung jawab yang bergantung pada dan bekerja dengan baik dengan yang lain. Di masa lalu, wanita tidak memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai potensi penuh mereka, dan mereka sering hanya diharapkan untuk melakukan hal-hal di sekitar rumah. Orang berpikir bahwa mengerjakan pekerjaan rumah yang sama tidak membutuhkan banyak kreativitas, kecerdasan, atau pemikiran besar, sehingga perempuan dianggap kurang pintar dan kurang terampil. Kini, perempuan memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk bersekolah dan meningkatkan keterampilan mereka. Di kantor publik, banyak perempuan memegang pekerjaan penting.

Makna Bhinneka Tunggal Ika dalam Lambang Negara Garuda Pancasila

Dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, meskipun bangsa kita beraneka ragam dan beragam baik suku, mata pencaharian, bahasa daerah, agama dan ketuhanan, ras/keturunan, dan jenis kelamin, harus tetap satu kesatuan yang padu dan tak terpisahkan (NKRI). dengan semboyan "Bhinneka Tunggal Ika". Kita harus mampu mempraktikkan kesatuan setiap hari, yang berarti bergaul satu sama lain dan memperlakukan satu sama lain dengan kebaikan dan pertimbangan terlepas dari latar belakang, keyakinan, atau perbedaan di antara kita. Akan banyak bentuk anarki dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ketika individu hanya mementingkan diri sendiri atau daerah tertentu daripada kepentingan nasional atau negara jika sikap Bhinneka Tunggal Ika tidak dipertahankan.

Jika ini terjadi di Indonesia, negara ini akan terbelah dua. Oleh karena itu, kita harus melakukan segala daya kita untuk menegakkan Bhinneka Tunggal Ika dan memastikan bahwa Indonesia tetap menjadi bangsa dan negara yang bersatu. Kita juga harus ingat bahwa bangsa Indonesia butuh waktu lama untuk menyatukan negara.

Demikian penjelasan mengenai makna Bhinneka Tunggal Ika bagi Bangsa Indonesia, tentunya bahasan ini dapat menjadi sebuah pembelajaran bagi rekan-rekan pelajar atau mahasiswa. Semoga Bermanfaat.

Rate this article

Getting Info...

Posting Komentar

Copyright ©Seputar Ilmu Bermanfaat - All rights reserved.

Redesign by protemplates
Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
More Details